Kitab Wasiat Soe Hok Gie

:karya ini terinspirasi dari sisi sentimental seorang GIE

pada akhirnya, kita semua tahu. dan aku tidak perlu mengajarkan apa-apa padamu. lampu-lampu temaram, semakin kelam. jauh tidak menyuluhi jalanan kita. sekolah yang kita bangunkan dari lumpuran hitam, menanti rebah mencium tanah merah.

berderak-derak, langkahan buta memijak. sedang lantai masih basah, disemen bancuhan konkrit ampuh. apa lagi yang ada? sedang semuanya menanti runtuh?

kita yang di sini, tak hentinya bertanya, "kemarilah, mati!" dan tangan lunglai melambai, menjemput dalam tinta kita yang terakhir.

inilah, yang telah tertulis pada kita-kita yang tahu. sebuah wasiat yang dikitabkan, berakhir di tangan sang pendomba luka. mencanangkan perjuangan, cinta dan kematian kita.

dan pada akhirnya, kita semua tahu. semua harap-harap, berselerakan di kaki hampa. hiduplah kebodohan, yang kita benahkan di antara dada-dada kosong. sedang sebuah keabadian itu ternyata bukan lagi keperluan...*Zu




* * * * *
Pesan

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

*GIE

* * * *



Reviu Ringkas:

Soe Hok Gie (GIE) adalah seorang aktivis di Indonesia, lahir pada 17 Disember 1942. Dia dikenali juga sebagai generasi patah hati kerana perjuangannya dan beberapa rentetan cerita kekecewaan. Beliau meninggal dunia di Gunung Semeru kerana terhidu asap beracun. Ada juga yang bilang, dia mati bunuh diri di Puncak Mahameru itu. Catatan karyanya boleh dibaca dalam buku Catatan Seorang Demonstran.


Oleh: Zuraidah Abdul Aziz

1 comments:

Mohamad Farez Abdul Karim berkata...

saya tengok filem dia, sedih gak la. tapi nak buat macam mana, itulah kehidupan. :)


(para kontributor NP nampaknya masing2 sedang berhibernasi ni!)