Tak Kenal Syurga Neraka
Puisi oleh Raja Syahrul Helmi
Tuhan tidak ada di masjid–masjid, tidak juga di gereja–gereja, malah tidak juga pada batu–batu yang kau ukir indah, tidak ada di puncak langit, tidak juga di perut bumi, tidak ada di antara tubuh-tubuh di angkasa. Pada malam Ibrahim bertanyakan kepada Saturn, “Engkaukah Tuhanku?” bukan planet itu yang akhirnya menyahut “Akulah Tuhanmu”, tapi hatinya sendiri yang bersuara.
Jadi untuk mencari tuhan kau tak perlu pergi jauh ke luar, tapi jauh ke dalam. Dan tuhan di dalam itu tak perlukan nama, tak perlukan upacara, tak perlukan darah, tak perlukan apa–apa.
Kau yang perlukannya perlu mendekatinya, bukan dengan falsafah kerana falsafahmu tak membuktikan apa–apa. Ia tidak salah tapi tidak juga betul, ia betul dan ia juga salah, jadi dengan falsafah kau selalu tergantung di tengah–tengah.
Dekatilah Dia dengan cinta.
Cinta membuat setengah kita sujud, cinta membuat setengah kita menyanyi, cinta membuat setengah kita bermeditasi, cinta juga yang membuat aku menulis puisi.
Tapi sujud, menyanyi, meditasi, puisi, tidak penting. Apa yang penting ialah cinta.
Akhlak adalah kemanusiaan, ekspresi cinta dalam kehidupan, manakala moral dan undang–undang hanya untuk mereka yang tidak berakhlak. Tapi akhlak, moral, undang-undang, semuanya lebur dalam Cinta.
Moral, undang–undang, selalu menenggelamkan kemanusiaan, maka kemanusiaan perlu selalu berhati–hati dengan keduanya. Jika undang–undang menafikan kemanusiaan, maka kemanusiaan perlu menafikan undang–undang.
Pertahankan cinta, kerana tidak ada yang lebih layak untuk dipertahankan.
Demi cinta aku bersedia untuk dihukum, seperti Al Hallaj bersedia untuk dihukum, aku rela dituduh songsang seperti Siti Jenar dituduh songsang, aku rela dituduh gila seperti Manikkavacakar dituduh gila, aku rela dituduh bodoh seperti Francis Assisi dituduh bodoh.
Aku rela dituduh, kerana tuduhanmu tidak akan mengurangkanku.
Api tak akan padam dengan kata–kata, apalagi Cinta yang tak perlukan udara, tak perlukan kayu untuk menyala. Cinta tak kenal dosa dan pahala, tak kenal syurga dan neraka, kerana cinta sejati tak perlukan pembalasan.
Cinta itulah syurga yang paling indah…
Labels:
karyakreatif,
puisi
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Blog Archive
-
►
2016
(8)
- ► September 2016 (1)
- ► April 2016 (1)
- ► Januari 2016 (1)
-
►
2015
(8)
- ► Disember 2015 (1)
- ► Julai 2015 (1)
- ► April 2015 (2)
-
►
2014
(1)
- ► Oktober 2014 (1)
-
►
2013
(12)
- ► Disember 2013 (3)
- ► September 2013 (1)
- ► Januari 2013 (2)
-
▼
2012
(14)
- ► Disember 2012 (3)
- ► November 2012 (2)
- ▼ Oktober 2012 (6)
- ► September 2012 (3)
-
►
2011
(9)
- ► Disember 2011 (1)
- ► November 2011 (3)
- ► September 2011 (1)
-
►
2010
(33)
- ► Disember 2010 (1)
- ► Oktober 2010 (1)
- ► September 2010 (1)
- ► Julai 2010 (1)
- ► April 2010 (15)
Tentang NP
NP ialah sebuah majalah blog yang cuba menerapkan bahan-bahan penulisan sastera, budaya dan masyarakat terutama oleh penulis-penulis bebas dan baru. Anda juga boleh menyumbang hasil penulisan anda dengan menghantar ke: naskahpercuma@gmail.com
0 comments: