Puisi Zulkifli bin Mohamed dan Yong Muen
~SAYA TABIK UNTUK SAUDARA(ketika berhenti antara lampu isyarat itu)~
saudaraku
tanpa segan saudara menyapu setiap zarah sampah
dari hujung tiang lampu isyarat di mana mata manusia
langsung tidak memandang dengan jujur
terik cahaya membakar kesabaran saudara
tanpa perlu sembunyikan wajah diri
terus menyapu zarah kotor yang terbuang
dari tingkap dan tangan manusia yang enggan melihat
siapa diri saudara.
saya tabik untuk saudara.
ZULKIFLI BIN MOHAMED
Chukai, Darul Iman
30 Januari 2010.
~HANYIR SEBUAH KOTA LUMPUR~
seorang lelaki yang saban malam menggagahi setiap kelangkang nafsu
dari setiap sundal dari kamar bertilamkan syurga ringgit yang pahit
telah tertangkap dalam cahaya lensa seorang pemburu berita sensasi
berwajahkan jurnalis masyarakat (kononnya), memotretkan sugul
seorang lelaki yang kalah oleh sebuah akhbar - cerita dirinya telah dijual
seharga ringgit Malaysia sahaja (maka lacurlah seluruh nafsunya yang semalam).
seorang perempuan yang saban malam bermimpikan cinta fantasi
dari setiap perosak gadis dari setiap yang asalnya Adam tetapi telah terlupakan ibu dan adik perempuan mereka sendiri
telah dikotorkan lagi oleh penegak undang-undang yang dibayar tugasnya
dibawa lari dalam sebuah 'black maria' yang akhirnya kita tiada tahu tamat ceritanya di mana.
esoknya, dalam taman di hujung bangku paling jauh
sepasang monyet belasan tahun membaca kisah seorang lelaki yang bukan lagi Adam sejak malam tadi
juga kisah seorang perempuan yang bukan layak diceritakan dengan harga segelas air
sambil ketawa dengan galak yang hampir gila.
ZULKIFLI BIN MOHAMEDChukai, Darul Iman
21 Oktober 2009.
BAYANG
mengah
dihambat bayang bayang
1.
lewat masa yang telah pergi
si durjana ini
aku harap dia mati
bersama elegi
tapi mayat itu tidak mengerti
tidakkah kau mau bersemadi
jauh dari pandangan ini
matilah si mati
bawa bayang mu pergi
2.
suara suara
nada nada ceria
kini jadi racun jiwa
tanpa suara
hari ini tidak bermaya
tapi sampai bila
bisulah suara
bawa pergi setiap gema
jauh dari deria
nyahlah
mengah
dihambat bayang bayang
noktah.
YONG MUEN
Damansara Selangor
13 April 2010
*Zulkifli Mohamed ialah seorang guru dan Yong Muen pula masih janda. Naskah Percuma sangat berterima kasih kepada mereka atas sumbangan puisi masing-masing.
Labels:
karyakreatif,
puisi
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Blog Archive
-
►
2016
(8)
- ► September 2016 (1)
- ► April 2016 (1)
- ► Januari 2016 (1)
-
►
2015
(8)
- ► Disember 2015 (1)
- ► Julai 2015 (1)
- ► April 2015 (2)
-
►
2014
(1)
- ► Oktober 2014 (1)
-
►
2013
(12)
- ► Disember 2013 (3)
- ► September 2013 (1)
- ► Januari 2013 (2)
-
►
2012
(14)
- ► Disember 2012 (3)
- ► November 2012 (2)
- ► Oktober 2012 (6)
- ► September 2012 (3)
-
►
2011
(9)
- ► Disember 2011 (1)
- ► November 2011 (3)
- ► September 2011 (1)
-
▼
2010
(33)
- ► Disember 2010 (1)
- ► Oktober 2010 (1)
- ► September 2010 (1)
- ► Julai 2010 (1)
-
▼
April 2010
(15)
- Once: Sebuah apresiasi
- Puisi Mawar Marzuki dan Mohamad Farez Abdul Karim
- Chairil Anwar Dan Secebis Pemaknaan Ekspresi
- Ulas Album: The Boatman's Call
- Siapakah Pemilik Anjing Yang Tertipu Dengan Bayang...
- Lelaki Romantis Yang Kompleks: Rainer Maria Rilke
- Antara Kesenian dan Kesakitan
- Adaptasi Budaya Dalam Sastera Melayu
- Stabil, Fared Ayam : Kesakitan Yang Dilepaskan
- Puisi Zulkifli bin Mohamed dan Yong Muen
- Membaca Emily Dickinson
- Ulas filem: Into The Wild
- Resensi Buku: The Elementary Particles
- MenuIis Puisi, Meraikan Kehidupan
- Space Gambus Experiment dan Pak Samad
Tentang NP
NP ialah sebuah majalah blog yang cuba menerapkan bahan-bahan penulisan sastera, budaya dan masyarakat terutama oleh penulis-penulis bebas dan baru. Anda juga boleh menyumbang hasil penulisan anda dengan menghantar ke: naskahpercuma@gmail.com
0 comments: