Puisi Mawar Marzuki dan Mohamad Farez Abdul Karim
Telah tiba masanya kutulis tentang aku
Sebuah kitab terbuka
Di dalamnya ada
Seorang aku
Yang masih meraba-raba isi alam
Ada aksara-aksara tersembunyi
Hingga aku pelat menyebut
a ba ta sa ja a
halaman semakin usai
ku kejar lagi
aksara-aksara berlari
mencari hatiku
yang tumpah di dada waktu
sudah tiba masanya ku tulis tentang aku
yang masih percaya
hidup di bumi
bernoktah tiba
bila lidi talkin
tertitik
amin.
Mawar Marzuki, 23 April 2010
Kata Menuju Infiniti
Bagai sungai di mana Musa dan dia mendayung
ia terus mengalir tanpa batas
batas hanyalah gunung yang hancur lebur
ketika cahaya meneranginya
di bukit Sinai mereka terdampar
mata-mata yang melihat tidak sama dengan si buta
si pandai tidak sama dengan si bebal
Ayub berasa sedih
bukan kerana pedih
kulitnya adalah pakaian
yang akan ditukarganti setelah ia mulai membusuk
dia menangisi akan nista yang dicaci
mereka yang lidahnya di tusuk duri
isteri yang mengkhianati suami
setelah bertemu air
gelora api akan terpadam
masakan kekasih mencemuh terkasih?
Pena dicelup ke dalam dakwat
ia merawat hati yang resah
ia memberi khabar penghapus gelisah
biarpun para perindu menunggu
seribu tahun bukannya lama
kerana pepasir waktu itu halus
menerobos ke dalam lohong
mengikut hukum yang tak ternampak akal.
Mohamad Farez bin Abdul Karim,
2 Jamadilawal 1431h
10.10am
Labels:
karyakreatif,
puisi
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Blog Archive
-
►
2016
(8)
- ► September 2016 (1)
- ► April 2016 (1)
- ► Januari 2016 (1)
-
►
2015
(8)
- ► Disember 2015 (1)
- ► Julai 2015 (1)
- ► April 2015 (2)
-
►
2014
(1)
- ► Oktober 2014 (1)
-
►
2013
(12)
- ► Disember 2013 (3)
- ► September 2013 (1)
- ► Januari 2013 (2)
-
►
2012
(14)
- ► Disember 2012 (3)
- ► November 2012 (2)
- ► Oktober 2012 (6)
- ► September 2012 (3)
-
►
2011
(9)
- ► Disember 2011 (1)
- ► November 2011 (3)
- ► September 2011 (1)
-
▼
2010
(33)
- ► Disember 2010 (1)
- ► Oktober 2010 (1)
- ► September 2010 (1)
- ► Julai 2010 (1)
-
▼
April 2010
(15)
- Once: Sebuah apresiasi
- Puisi Mawar Marzuki dan Mohamad Farez Abdul Karim
- Chairil Anwar Dan Secebis Pemaknaan Ekspresi
- Ulas Album: The Boatman's Call
- Siapakah Pemilik Anjing Yang Tertipu Dengan Bayang...
- Lelaki Romantis Yang Kompleks: Rainer Maria Rilke
- Antara Kesenian dan Kesakitan
- Adaptasi Budaya Dalam Sastera Melayu
- Stabil, Fared Ayam : Kesakitan Yang Dilepaskan
- Puisi Zulkifli bin Mohamed dan Yong Muen
- Membaca Emily Dickinson
- Ulas filem: Into The Wild
- Resensi Buku: The Elementary Particles
- MenuIis Puisi, Meraikan Kehidupan
- Space Gambus Experiment dan Pak Samad
Tentang NP
NP ialah sebuah majalah blog yang cuba menerapkan bahan-bahan penulisan sastera, budaya dan masyarakat terutama oleh penulis-penulis bebas dan baru. Anda juga boleh menyumbang hasil penulisan anda dengan menghantar ke: naskahpercuma@gmail.com
1 comments:
Tinggi melangit ayat2 puitis saudara berdua..terus berkarya..sahabat pujangga!